Total Tayangan Halaman

Kamis, 04 Agustus 2011

Infeksi Menular Seksual

Infeksi Menular Seksual

90 Persen Pekerja Seks di Solo Terinfeksi Penyakit Menular                        
Solo: Hampir 90 persen pekerja seks komersial di Kota Solo diketahui telah terular infeksi menular seksual (IMS). Dari penjangkauan yang dilakukan SPEK HAM, sebuah organisasi non pemerintah yang bergerak di bidang perempuan, di kota itu terdapat sedikitnya 1.429 perempuan pekerja seks baik langsung maupun tidak langsung. Menurut Manajer Program Aksi Stop Adis (ASA) SPEK HAM, Indriyanti Suparno, di Kota Solo terdapat ratusan titik yang menjadi tempat mangkal para pekerja seks. "Dengan jumlah pelanggan sebanyak 35.317 orang, bisa dibayangkan persebaran penyakit menular seksual di Kota Solo," kata dia kepada Tempo, Jum'at (31/8). Sejak setahun terakhir, SPEK HAM bersama dengan Family Health International melakukan kampanye pencegahan IMS termasuk HID/AIDS. Indriyati mengakui baru separuh dari pekerja seks di Kota Solo yang sudah melakukan pemeriksaan kesehatan. Dia menyebut jumlah pekerja seks yang sudah melakukan pemeriksaan sebanyak 818 orang. Dari mereka yang memeriksakan diri itu, diketahui 90 persen tertular IMS. Imron Rosyid
---------------------------------------
Sumber : TEMPO Interaktif

Mengerikan bukan angka sebesar itu? Bila tidak segera ditangani dengan serius maka kasus Infeksi Menular Seksual semakin menjadi saja di kota Solo, tidak menutup kemungkinan hal ini akan menjadi bencana yang menimpa remaja di tengah keingintahuannya tentang seks dan tantangn untuk mencoba-coba demi memenuhi rasa penasarannya. Akan tetapi, semua itu dikembalikan kepada remaja. Sekarang saatnya remaja ikut memiliki andil yang luar biasa besar memerangi kasus Infeksi Menular Seksual. Oleh karena itu, para remaja, dalami dulu yuk tentang Infeksi Menular Seksual. Mari belajar bersama…

A.      PENGERTIAN
Infeksi menular seksual (IMS) dikenal juga dengan sebutan Sexually  Transmitted Disease  (STD). IMS merupakan kumpulan infeksi yang salah satunya disebabkan karena hubungan seksual yang tidak aman melalui vagina (vaginal), mulut (oral), maupun dubur (anal).  IMS disebut juga sebagai penyakit kelamin atau juga Penyakit Menular Seksual, padahal tanda dan gejala yang muncul tidak hanya ditemukan di alat kelamin saja, tetapi juga di otak, mata, mulut, tenggorokan, saluran pencernaan, hati, dan bagian tubuh lainnya.

B.      PENYEBAB
Lihat di lampiran 1.

C.      PENULARAN
Penularan IMS tidak hanya akibat hubungan seksual saja, tetapi  juga dapat terjadi dengan cara lain, yaitu :
1.    Melalui darah
Penularan melalui darah berasal dari :
a.    transfusi darah dengan darah yang sudah terinfeksi HIV,
b.    saling bertukar jarum suntik pada pemakaian narkoba,
c.     tertusuk jarum suntik yang tidak steril secara sengaja/tidak sengaja,
d.    menindik telinga atau tato dengan jarum yang tidak steril,
e.    penggunaan alat pisau cukur secara bersama-sama (khususnya jika terluka dan menyisakan darah pada alat).
2.    Dari ibu hamil kepada bayi
Penularan tesebut terjadi pada kondisi:
a.    saat hamil,
b.    saat melahirkan,
c.     saat menyusui.

D.      AKIBAT
Akibat yang ditimbulkan oleh IMS antara lain:
1.       Kemandulan
Kemandulan dapat terjadi akibat adanya virus yang memasuki organ dalam, misalnya mulut rahim (serviks) dan penyumbatan saluran telur (tuba valopi).
2.       Keguguran
Dinding rahim yang terinfeksi menjadi lemah sehingga menyebabkan resiko tinggi keguguran.
3.       Kerusakan penglihatan, otak, dan hati
Beberapa IMS menyebabkan kerusakan organ tubuh yang sangat vital seperti kencing nanah (GO) menyerang mata, Sifilis menyerang otak, dan Hepatitis menyerang hati.


4.       Kecacatan bayi
Ibu hamil yang terinfeksi berpotensi menurunkan IMS kepada anak yang dikandungnya. Misalnya ibu dengan IMS berupa GO, berpotensi menurunkan GO pada bayi yang dilahirkannya kelak.
5.       Rentan terserang HIV/AIDS dan Hepatitis
IMS dapat menimbulkan luka sebagai pintu masuk HIV maupun Hepatitis.

E.       JENIS DAN TANDA DAN GEJALA
Nama IMS
Gejala Umum
Gejala Khusus
Jenis Tes
Chlamidya (klamidia)
Nyeri saat Kencing
Keluar cairan lendir & bening dari kemaluan, terasa gatal berwarna kuning atau kehijauan dan bau.             
Pemeriksaan cairan atau lendir

Raja singa (Sifilis)

Bintil-bintil berair seperti cacar disertai timbulnya luka yang terasa nyeri di sekitar kelamin.              

Pada stadium lanjut akan nampak kelamin kulit seperti koreng berwarna merah  (luka terbuka)
Tes darah

Kencing Nanah (GO)
Nyeri yang sangat saat kencing
Tampak cairan berupa nanah kental pada kemaluan. Cairan juga bisa keluar dari dubur          
Pemeriksaan Nanah

Herpes Genital
Badan lemes, nyeri sendi pada daerah terinfeksi, demam
Tampak kelainan kulit yang berbenjol-benjol, bulat atau lonjong kecil sebesar 2-5 mm
Tes darah
Kutil kelamin/Jengger Ayam
Timbul kutil pada daerah terinfeksi
Kutil bergerombol seperti jengger ayam di daerah kemaluan dan daerah anus
Pemeriksaan jaringan dan tes darah
Hepatitis
Badan lemes, kurang gairah dan kadang demam
Pada kasus parah, tampak kulit selaput mata berwarna kuning
Tes darah
HIV/ AIDS
Virus walaupun sudah ada di dalam darah tidak menunjukkan gejala sama sekali. Perjalanan penyakit dari terkena virus hingga muncul tanda dan gejala relatif lama
Penderita yang sudah menunjukkan gejala AIDS, nampak gejala yang sangat kompleks, yang sulit dibedakan dengan penderita kanker stadium lanjut.
                Tes darah untuk mendeteksi virus HIV : Elisa dan Western Blood

                               

F.       PENCEGAHAN
Pencegahan IMS yang terpenting adalah tidak membiarkan cairan kelamin atau darah yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh kita. Pencegahan melalui seksual meliputi :
1.       Absen seks
Berlaku abstinen atau tidak melakukan seks pranikah dan puasa seks untuk mereka yang sering melakukannya.
2.       Berlaku saling setia
Berhubungan seksual hanya dengan pasangannya saja dan tidak berganti-ganti pasangan.
3.       Cegah dengan kondom
Pemakian kondom jangan diabaikan karena pasangan kita belum tentu terbebas dari IMS baik yang didapat dari kegiatan seks, jarum tatto, jarum suntik obat, maupun transfusi darah. Pakailah kondom ketika hubungan seksual melalui vagina, oral, maupun anal.
Selain itu, waspada juga ketika  kita menangani kasus yang berhubungan langsung dengan darah (memakai Alat Pelindung Diri seperti sarung tangan) dan berinteraksi dengan alat-alat yang tidak steril.

G.     PENANGANAN
1.    Segera pergi ke dokter untuk diobati
Jangan hanya berobat sendiri saja tanpa melibatkan pasangan seks (khususnya pasangan sah).  Pasangan seksual Anda juga harus diperiksa dan berobat ke dokter. Jika tidak, IMS yang diderita akan ulang-alik dari kita ke pasangan kita, kemudian dari pasangan kita ke kita dan seterusnya. Kedua belah pihak harus disembuhkan agar tidak saling menulari kembali.
2. Ikuti saran dokter
3. Jangan berhubungan seks selama dalam pengobatan IMS
Hal ini berisiko menularkan IMS yang diderita kepada pasangan seks Anda.
Beberapa kesalahan yang perlu digarisbawahi tentang penanganan IMS yaitu:
1.       Meminum minuman beralkohol seperti bir dan lain-lain.
2.       Meminum antibiotik seperti supertetra, penisilin dan lain-lain, sebelum atau sesudah berhubungan seks, tidak ada satu obat pun yang ampuh untuk membunuh semua jenis kuman IMS secara bersamaan (kita tidak tahu jenis IMS mana yang masuk ke tubuh kita). Semakin sering meminum obat-obatan secara sembarangan malah akan semakin menyulitkan penyembuhan IMS karena kumannya menjadi kebal terhadap obat.
3.       Mendapatkan suntikan antibiotik secara teratur, pencegahan penyakit hanya dapat dilakukan oleh antibodi di dalam tubuh kita.
4.       Memilih pasangan seks berdasarkan penampilan luar (misalnya, yang berkulit putih bersih) atau berdasarkan usia (misalnya, yang masih muda), anak kecil pun dapat terkena dan mengidap bibit IMS, karena penyakit tidak membeda-bedakan usia dan tidak pandang bulu.
5.       Membersihkan/mencuci alat kelamin bagian luar (dengan cuka, air soda, alkohol, air jahe, dll) dan bagian dalam (dengan odol, betadine atau jamu) segera setelah berhubungan seks.

H.     REFERENSI


Semarang, 5 Agustus 2011
::gie::





Tidak ada komentar:

Posting Komentar