Total Tayangan Halaman

Jumat, 16 November 2012

Palestina, Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu



       Kekerasan kembali mengguncang Gaza, perseteruan antara Israel dan Palestina kembali berkobar. Catherine Aston, Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa, menyerukan penghentian serangan roket oleh Hamas dan mendesak Israel untuk memberikan respon proporsional. Sungguh, kekerasan ini menimbulkan kepedihan atas meninggalnya beberapa warga sipil dari kedua belah pihak. Akan tetapi, semua itu tidak akan terjadi apabila tak ada dalang di balik cerita tersebut. Siapakah udang itu? Saya pun tak tahu. Semoga perseteruan ini segera berakhir. Semoga takkan lagi menorehkan tinta merah dalam sejarah dunia atas peperangan mengerikan ini.
       Siang tadi, saya terseret dalam medan untaian kata gubahan Taufiq Ismal yang saya kutip dari tweet Bapak Anies Baswedan, pelopor Indonesia Mengajar. Bait demi bait daya resap dan renungi seiring penggambaran situasi mencekam disana oleh alam pikiran saya.

Palestina, Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu

Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu.
Ketika luasan kebun jerukmu dan pepohonan apelmu dilipat-lipat sebesar sapu tangan,
lalu di Tel Aviv dimasukkan dalam file kantor agraria,
serasa kebun kelapa dan pohon-pohon manggaku di kawasan khatulistiwa yang dirampas mereka
Ketika kiblat pertama mereka gerek dan kerauk bagai kelakuan reptilia bawah tanah,
dan sepatu-sepatu serdadu menginjaki tumpuan kening kita semua,
serasa runtuh lantai papan surau,
tempat waktu aku kecil belajar tajwid Al-Quran 40 tahun silam
di bawahnya ada kolam ikan,
yang air gunungnya bening kebiru-biruan, kini ditetesi air mataku

Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu.
ketika anak-anak kecil di Gaza belasan tahun bilangan umur mereka,
menjawab laras baja dengan timpukan batu cuma,
lalu dipatahi tulang tangn dan lengannya.
Siapa yang tak akan menjerit,
serasa anak-anak kami Indonesia jua yang didzalimi mereka.
Tapi, saksikan tulang muda mereka yang patah akan bertaut
dan mengulurkan rantai amat panjangnya,
membelit leher lawan mereka,
penyeret tubuh si zalim ke neraka.
Jantung kami serasa berdegub dua kali lebih gencar,
lalu tersayat oleh sembilu bambu deritamu.
Darah kami memancar ke atas lalu meneteskan guratan kaligrafi
bunyinya Allahu Akbar dan bebaskan Palestina!!
Ketika pabrik tak bernama memproduksi dusta seribu ton sepekan banyakya,
menebarkan ke media cetak dan elektronika
mengoyaki tenda-tenda pengungsi di padang pasir belantara
membangkangi resolusi-resolusi majelis terhormat di dunia.

Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu,
tanahku jauh diukur kilometer beribu-ribu,
tapi adzan Masjidil Aqsa yang merdu serasa terngiang di telingaku.
Ketika rumah-rumahmu diruntuhkan buldozer dengan suara gemuruh menderu,
serasa pasir dan batu bata dinding kamar tidurku bertebaran di pekaranganku,
meneteskan peluh merah dan debu berdarah.

Dibacakan sendiri oleh Taufiq Ismail setibanya di Gaza

Saudaraku, disini saya hanya mampu mengulurkan doa, semoga Allah selalu memberimu kekuatan untuk menghadapi sang dzalim. 
Semoga kau mampu tertidur nyenyak kembali dalam balutan hati lapang dan alunan dzikir yang takkan membuat lidahmu kelu.

Allahu akbar!

Selasa, 13 November 2012

Negeri Jiran Apa yang Kau Inginkan dari Negeri Ini (Indonesia)?


        Lagi-lagi heboh diguncang berita tidak sedap dari negeri tetangga.  Jumat pagi, 9 Nopember 2012, wanita penjaga toko itu melaporkan tangis hatinya ke kantor pengaduan Partai Politik MCA (Malaysian Chinese Association) ditemani supir taksi yang menjadi saksi diberhentikannya taksi korban oleh ketiga polisi Malaysia. Awalnya polisi itu mencari perkara dengan menanyakan paspor korna, tetapi hanya kopi paspor yang dibawanya saat itu. Sifat licik aparat itu muncul dengan meminta uang atas kasus tersebut, karena tak punya cukup uang untuk membayar, maka korban diminta untuk ke kantor polisi Bukit Mertajam. Tak puas dengan keadaan tersebut, entah pikiran setan dari mana yang hinggap di ketiga polisi tersebut, mereka memaksa korban untuk melayani nafsu setannya. Dari 'dia' yang berusia 25 tahun hingga berpangkat Sersan layaknya binatang memperkosa korban. Persis kelakuan binatang pula, setelah keinginannya terpenuhi, dibuangnya korban dengan meninggalkannya di taman sebuah taman. Pihak Indonesia sudah mengangkat kasus ini, semoga kata adil akan lahir menjadi hikmah dalam kasus ini. Nik Sin Mat Lazim (33 tahun), Syahiran Ramli (21 tahun), dan Remy Anak Dana (25 tahun), saya harap mendapatkan balasan setimpal atas kepicikannya. Oknum kepolisian Malaysia sebaiknya memberikan pendidikan moral khusus bagi mereka untuk lebih dapat menghargai orang asing. Tidak hanya polisi, tetapi seluruh warga negeri itu. Supaya mereka lebih bermoral dan mampu menghargai bangsa lain, setidaknya memperhalus polah mereka yang menayangkan iklan "TKI on Sale" dengan mengatakan "diskon 40% yang menawarkan jasa TKI seharga 7500 ringgit malaysia dengan deposit 3500 ringgit.
        Bukan saja tindakan asusila yang dipermaiakannya. Pencurian aset Indonesia tak kalah luput dari incarannya. Sekilas mengenang 'kemahiran' negara itu dalam menjalankan lakonnya sebagai 'malingsia', berikut daftar situs budaya Indonesia yang diklaim Malaysia:
1. Naskah kuno dari Riau oleh pemerintah Malaysia
2. Naskah kuno dari Sumatera barat oleh pemerintah Malaysia
3. Naskah kuno dari Sulawesi Selatan oleh pemerintah Malaysia
4. Naskah kuno dari Sulawesi Tenggara oleh pemerintah Malaysia
5. Rendang dari Sumatera Barat oleh oknum WN Malaysia
6. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh pemerintah Malaysia
7. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh pemerintah Malaysia
8. Lagu Soleram dari Riau oleh pemerintah Malaysia
9. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh pemerintah Malaysia
10. Alat musik Gamelan dari Jawa oleh pemerintah Malaysia
11. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh pemerintah Malaysia
12. Tari Piring dari Sumatera Barat oleh pemerintah Malaysia
13. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh pemerintah Malaysia
14. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh pemerintah Malaysia
15. Motif Batik Parang dari Jogyakarta oleh pemerintah Malaysia
16. Badik Tumbuk Lada oleh pemerintah Malaysia
17. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
18. Kain Ulos oleh Malaysia
19. Alat musik Angklung oleh pemerintah Malaysia
20. Lagu Jali-jali oleh pemerintah Malaysia
21. Tari Pendet oleh pemerintah Malaysia
(Sumber: budaya-indonesia.org)
       Apalagi yang kau incar negeri tetangga? Bukankah dulu negeri kami pernah membantu negeri membangun setapak demi setapak kehidupan sehingga kau mampu lahir kembali seperti sekarang? Inikah balas budimu? Sebenarnya apa yang kau inginkan dari negeri ini (Indonesia)? 

dalam perenungan, nopember 2012